Senin, 10 Mei 2010

Berbagai Simpati untuk Gesang

Surakarta: Kediaman pencipta lagu Bengawan Solo, Gesang Martohartono, di kawasan Kelurahan Kemlayan, Solo (Surakarta), Jawa Tengah, yang biasanya sepi, Senin (10/5) siang, mendadak diramaikan sejumlah siswa dari salah satu sekolah menengah atas di kota tersebut. Mereka sengaja datang untuk menunjukkan simpati mereka menyusul makin menurunnya kondisi kesehatan sang maestro keroncong itu belakangan ini.

Aksi simpati para siswa ini ditunjukkan dengan membawakan lagu-lagu keroncong ciptaan Gesang, seperti Bengawan Solo, Sapu Tangan, serta Gambang Suling. Di tengah para siswa membawakan lagu-lagu tersebut, sesekali Gesang ikut menimpali dan bernyanyi meski suara pria 92 tahun itu sudah tidak selantang dulu.

Kedatangan para siswa membawakan lagu-lagu keroncong amat melegakan hati Gesang. Sebab di tangan generasi muda seperti mereka, Gesang mengaku menumpukan kelangsungan hidup musik keroncong yang belakangan ini kian terpinggirkan. Sementara bagi para siswa, kesempatan bernyanyi di hadapan Gesang dinilai sangat membanggakan. Apalagi, sejak awal mereka memang menyukai lagu-lagu keroncong, terutama ciptaan Gesang.

Menyusul usianya yang kian senja, kondisi kesehatan Gesang terus menurun. Januari lalu, ia sempat dirawat Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Solo. "Gesang masuk rumah sakit karena tidak mau makan. Jika diberi makan, pasien itu muntah," tutur dokter Nanang Wiyono yang menangani Gesang ketika itu. Sepekan sebelumnya, Gesang mengeluh sakit ketika buang air kecil yang disertai darah. Hasil pemeriksaan tim medis, ia harus menjalani operasi prostat.

Selain kondisi kesehatannya, persoalan pembajakan lagu-lagunya di berbagai negara juga meresahkan Gesang. Salah satunya yang baru saja terungkap di Belanda. Di Negeri Kincir Angin tersebut lagu Bengawan Solo didaftarkan empat orang yang mengaku sebagai pencipta lagu tersebut. Saat ini pihak Gesang masih mengurus kasus itu sehingga ia bisa menerima royalti atas lagu-lagunya yang diedarkan di Belanda

Gesang juga berharap pemerintah Indonesia bisa lebih pro aktif dalam melindungi nasib musik keroncong di Tanah Air. Selain terpinggirkan, maraknya pembajakan lagu-lagu keroncong baik di dalam maupun di luar negeri juga dianggap akan semakin memperburuk nasib musik keroncong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar