Sabtu, 12 Juni 2010

Santo Mikael

Santo Mikael
Mikael, yang berarti ‘Siapakah yang sama dengan Allah?’ adalah Malaekat Agung Allah. Dalam iman Kristen, Mikael dikenal sebagai pembela kaum beriman menghadapi seorang musuh. Pesta : 29 September.
Cerita klasik tentang malaekat agung Mikael umumnya bersumber pada Kitab Wahyu Yohanes yang menggambarkan pertentangan antara yang baik dan yang jahat. Dalam Wahyunya, Yohanes menulis : “Mikael bersama malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan kebawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama malaekat-malaekatnya.” (Why 12:7-9).
Lalu Yohanes mendengar suara nyaring di surga: “Sekaranglah saatnya Allah menyelamatkan umatNya! Sekarang Allah sudah menunjukkan kuasaNya sebagai Raja! Sekarang Raja Penyelamat Yang dijanjikan-Nya itu telah menunjukkan kekuasaan-Nya! Sebab, yang menuduh saudara-saudara kita di hadapan Allah siang dan malam, sudah dikeluarkan dari surga. Saudara-saudara kita sudah mengalahkan dia dengan darah Anak Domba itu, dan dengan Sabda Allah yang mereka kabarkan. Mereka rela mengorbankan nyawa mereka sampai mati. Sebab itu, hendaklah surga dan semua yang tinggal di dalamnya, bersukaria! Tetapi celakalah bumi dan laut, karena iblis sudah turun kepadamu dengan amarah yang sangat besar. Sebab ia tahu bahwa waktunya tinggal sedikit.”

Orang Kristen yang rela mengorbankan nyawanya, sudah menang berkat darah Kristus dan sabda Ilahi. Namun setan tetap mau menjatuhkan manusia di hadapan Tuhan; setan tetap berusaha menjauhkan manusia dari Tuhan, sumber hidup abadi. Mikael adalah pembela kaum beriman dari segala serangan musuh yang jahat. Ia tidak sombong seperti setan dan berseru kepada pemberontak yang merasa tidak tergantung lagi kepada Sang Pencipta : "Siapakah yang sama dengan Tuhan ?"
Sebagaimana bangsa Israel memandang Mikael sebagai pembela dalam segala penganiayaan, godaan dan perpecahan, demikian juga gereja. Umat Kristen mendirikan banyak gereja di atas bukit dan gunung dengan nama Mikael. Banyak kerajaan (seperti di Jerman), kota dan umat mempercayakan diri kepada pimpinan malaekat Mikael yang setia kepada Tuhan.
Penghormatan kepada Mikael semakin besar setelah penampakannya di atas Gunung Gargano, Italia pada abad ke-5, yang kemudian didirikan sebuah gereja megah untuk menghormati Mikael. Diceritakan juga bahwa sewaktu Roma terserang wabah, Paus Gregorius melihat malaekat Mikael tengah menghunus pedangnya diatas makam Kaisar Adrian, yang sekarang disebut Benteng Santo Angelo.
Orang Negro Amerika bernyanyi : ‘Michael, row the boat ashore! Alleluia!’. Lagu ini mengingatkan tradisi tentang Santo Mikael sebagai penerima dan pengawal jiwa orang yang meninggal. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar